Sabtu, 28 Ogos 2010

TERLALU RAMAH ATAU BODOH...


KONFLIK KUALA LUMPUR -JAKARTA terus jadi pertikaian di Indonesia.Terbaru Profesor dari Universiti Indonesia mempertikaikan cara pemerintah Indonesia menangani isu itu.


JAKARTA — Pakar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, menilai diplomasi yang dilakukan Pemerintah Indonesia dalam penyelesaian konflik dengan Malaysia dilakukan "setengah hati". Pemerintah terkesan ragu dalam mengambil langkah diplomasi yang lebih tegas.

Diplomasi sangat setengah hati. Kita jadi sulit membedakan apakah kita ini terlalu ramah atau bodoh.
-- Hikmahanto Juwana

Pada tanggal 18 Agustus lalu, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan bahwa penangkapan yang dilakukan oleh Polis Marin Diraja Malaysia terhadap petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan terjadi di wilayah Indonesia. Namun, keyakinan ini dinilainya mulai melemah setelah kesaksian tiga pegawai KKP menyatakan bahwa GPS-nya mati. "Sehingga, ketika ditengah laut itu, mereka menggunakan peta. Setelah keterangan ini, Pemerintah mulai ragu apakah ini terjadi di wilayah kita," ujar Hikmahanto.


JELAS..BAHAWA PETUGAS INDONESIA YANG DITANGKAP OLEH POLIS MERIN MALAYSIA tidak pasti posisi mereka kerana sistem pengesan terputus dan mereka hanya berpandu kepada peta....

JADI..Kenapa penunjuk perasaan bertindak melulu sebelum situasi sebenar diketahui....


Hikmahanto menyebut lagi....

Seharusnya Pemerintah Indonesia dan Malaysia duduk satu meja untuk membicarakan insiden tersebut untuk memastikan di mana penangkapan terjadi. Jika memang terjadi di wilayah Indonesia, maka Malaysia harus meminta maaf.

"Sebaliknya, kalau memang di wilayah Malaysia, kita yang minta maaf.

Itulah sebenarnya harus berlaku antara kedua negara,bukan ..Jalur Gemilang menjadi mangsa..menyemarakkan semangat membenci antara kedua-dua negara dan akan menambah episod-episod yang bakal merosakkan hubungan dua-hala yang terkawal sebelum ini...


SAMBUTAN MERDEKA AKAN TIBA untuk kedua-dua negara tentunya kita tidak mahu suasana merdeka yang TERLUKA........



5 ulasan:

  1. dari rumpun melayu yang sama, seharusnya perkara ini ditangani dengan bijak oleh kedua-dua pihak. Kita masih boleh terima tunjuk perasaan, namun cara melampau mereka membangkitkan kemarahan kita.

    Inilah bahaya demokrasi yang melampau. Dari sumber2 yang GT terima dari Indonesia, kumpulan ini digelar samseng! dan tidak disenangi oleh kebanyakkan penduduk republik itu. Yang penting, kita harus cari siapakah dalang disebalik sikap biadap ini.

    Nantikan pendedahan panas, projek rakyat BN terbaru yang disabotaj oleh kerajaan Fuckatan Haram di Selangor esok, jam 8.30 pagi di blog Gerakan Timur, http://gerakantimur.blogspot.com

    BalasPadam
  2. UG Ini bukan demokrasi.... Tapi bapa demonstrasi...angkara bapak konspirator terhebat....

    BalasPadam
  3. Rakyat Malaysia sudah terlalu banyak bertoleransi dgn sikap saudara-saudara serumpun ini..... inilah akibatnya kalau hidup seharian hanya memikirkan apa untuk di makan pagi ini, tengahhari ini dan malam ini.... jadi apa saja yang boleh memberi untuk makan, mereka akan buat walau pun telah menyalahi peraturan.... Alhamdulillah, warga Malaysia tidak begitu...

    BalasPadam
  4. Saya baca dalam forum Indonesia, ada satu mamat ni mengaku dia di tawar 100,000 rupiah (about MYR30) untuk sertai demonstrasi.

    Mamat ni tolak, sebab alasan yang sangat matang - ekonomi Indonesia baru meningkat naik dibawah SBY, demonstrasi cuma akan merosakkan ekonomi yang baru meningkat makmur.

    Saya respek pada pak SBY.

    Sapa tu yang upah? Saya syak seseorang dalam malaysia yang jadi dalang niat malukan negara malaysia. Dan dibantu sesorang di indo yang berniat memalukan SBY.

    BalasPadam
  5. Terimakasih semua pandangan..Saudara serumpun yang berbeza....kerana banyak faktor..

    BalasPadam